Kota Weda: kecil teratur
Matahari begitu menyengat di siang itu. Menyiram panas bumi Fagogoru. Kami tiba di siang itu, sekitar jam 11 siang di depan Kantor Polres Weda Halmahera Tengah. Menunggu rombongan lain, sementara polisi juga sudah menunggu di depan kantor untuk mengawal kami rombongan DPW PAN Maluku Utara.
Tak berselang lama lengkap sudah rombongan kami, 1 unit mobil Mitsubishi double cabin, 1 unit toyota innova, 2 unit avanza. Bersama rombongan kami, di mobil pertama berplat nomor L 1 ketua DPD PAN Halmahera Tengah Yubelina Simange, bersama suaminya Lucky. Rombongan mobil lainnya, Sekretaris DPW PAN MU Iqbal Mahmud, Dino Ronga, Upi paman dll, di rombongan yang lain Jufri Ketua PPOK bersama rombongan lain, Basri Palupessy, Ruslam Haltim dll.
Dikawal oleh motor patwal keliling Kota Weda yang nampak tidak terlalu besar. Sepanjang jalan terasa bahwa pembangunan Weda sedang berlangsung. Gunung dikikis rata dengan jalan terlihat gersang masih menjadi pemandangan, debu terbang berbungkus panas, di samping kanan terlihat rumah-rumah tersusun rapih, perumahan pemda, maksudnya perumahan bagi pegawai. Menurut cerita di masa Bupati Hasan Doa, untuk memindahkan agar para pegawai mau tinggal di Weda, maka dibangunkan rumah-rumah pegawai. Memang dulunya Kabupaten Halmahera Tengah beribukota di Soa siu Tidore. Masa pemekaran, semua dipindahkan ke Weda. Dan pola ini dianggap berhasil jika dibandingkan dengan Propinsi Maluku Utara yang pindah ke Sofifi dari Ternate. Sampai saat ini, belum berhasil memindahkan seluruh pegawai propinsi ke Sofifi.
Di Weda, kami turun di hotel Tiara Halmahera, konon ini hotel terbaru dan tertinggi kelasnya di Weda. Lumayan. Kamar kami ber-AC, ada Hot water, shower, cuman tanpa selimut. Hehe. Dan infonya juga pemiliknya Keluarga Bupati. Dan suasana kami di hotel tersebut, menjadikan bahwa seakan kita tidak sedang di Kabupaten yang dulu dikenal dengan rawa-rawa, sekarang rawa telah disulap menjadi bangunan-bangunan, hotel, dll. Jalanan hotmix, bangunan rumah pejabat pemda kabupaten berjejer rapih. Kami sempat singgah ke rumah Sekda Kabupaten Halteng, Basri Amal. Yang dengan bersemangat mempresentasikan energi dari pohon dari aren. Wow. Nanti kita bahas soal ini.
Saya menyempatkan diri keliling sekali lagi untuk menyusuri jalan-jalan di dalam kota Weda, sampai masuk di Pelabuhan. Sepintas dalam pandangan saya. Weda sedang berbenah, kota yang tidak begitu besar namun rapih. Jika dibandingkan dengan Sofifi. Ibukota Propinsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar